Rin Mouri

Haii.. MuDah-mudahan apa yang kamu cari ada disini.. Teng_Q 4 Visits...

08 Juni 2009

LANJUTIN SEKOLAH??

Buat temen2 yang baru lulus SMA neeh. Jangan bosen belajar yaa. Mungkin ada yang mau "cuti" sekolah dulu. katanya sich capek belajar, tapi kalo ditunda ntar malah jadi lupa sama pelajaran yang sebelumnya.Trus nanti gimana mau lulus tes SPMB kalo udah lupa sama rumus Fluida, Doppler, atau sama Pertidaksamaan...??? Hayyoo...???
Masih bingung mau lanjutin dimana??
Aku Kasih tipss neehh
  1. Buat yang muslim coba deh salat istiharah, buat non muslim sih sama juga intinya minta petunjuk sama Yang Maha Esa
  2. Cari tahu cita-cita kamu, itu menentukan kemana kamu akan melangkah nantinya (maksudnya mau masuk PT manaa gituuu)
  3. kalo udah menentukan pilihan, yakinkan dirimu mau masuk ke sana.
  4. Diskusikan dengan orang tua dan minta doa restu dari mereka (ciee.. kayak mau pergi merantau ajaa atau nikaaahh???)

  5. Jangan Lupa Berdoa LAGI!Karena segala sesuatu yang kita lakukan khan harus diawali dan diakhiri dengan DOA. Biar Lebih berkah.(Amiin)...by_Ayinzz

Komunikasi Efektif


Pengertian Komunikasi Efektif

Adalah Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.

Tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk menghasilkan suatu tindakan komunikasi efektif. Atau dengan kata lain, menyampaikan apa yang ada di pikiran komunikator, agar sama dengan apa yang dipikirkan oleh pihak komunikan. Serta memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa non verbal secara baik.

Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1-8). Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul. Juga dipandang kompleks karena komunikasi efektif tidak serta merta berlaku untuk semua bentuk proses komunikasi yang terjalin. Dengan kata lain, rujukan komunikasi efektif hanya berlaku pada kasus-kasus tertentu dan kurang bisa digeneralisasi.

Hasil penelitian Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.

Pendapat lain menyebutkan bahwa komunikasi efektif akan tercapai bila proses yang terjadi dilakukan secara sadar dengan mengenali hambatan atau potensi hambatan dan memahami serta menyiapkan pemecahan masalahnya. Sejumlah hambatan yang ditengarai di antaranya adalah

  1. kecenderungan saling menyalahkan,
  2. menutup diri terhadap usaha mencapai kebaikan bersama,
  3. melemahnya tanggung jawab personal,
  4. ketidaksiapan menerima perbedaan pendapat dan kelemahan pihak lain,
  5. serta disequilibrium sikap yang mengarah pada efektifitas tindakan

Johnson, Sutton dan Harris (2001: 82), melalui modul pelatihan, menyajikan gambaran cara pencapaian komunikasi efektif. Dalam hal ini mereka percaya bahwa dengan mempelajari modul pelatihan itu dapat diharapkan hasil suatu kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Modul ini sendiri berisi lima buah blok yang mengajarkan lima ketrampilan berbeda yaitu effective listening, disclosure, assertion, anger management dan problem solving. Dengan kata lain, komunikasi efektif bisa tercapai kalau lima ketrampilan itu diterapkan dalam suatu aktivitas komunikasi.

  1. effective listening adalah ketrampilan untuk saling memahami komunikasi serta kemampuan untuk menunjukkan ketrampilannya itu baik secara verbal maupun non-verbal.
  2. Disclosure adalah ketrampilan yang dibentuk dari penyatuan antara kemampuan untuk menghargai legitimasi pihak lain dan kemampuan untuk menunjukkan penghargaannya itu dengan cara konstruktif dan tidak cenderung menyalahkan.
  3. Assertion adalah ketrampilan yang dibentuk dengan mengingat sejumlah perilaku assertive, aggressive dan non-assertive serta pemahaman terhadap keuntungan perilaku assertive (yakin atau percaya diri).
  4. Anger management merupakan hasil ketrampilan yang dibentuk dari latihan berhadapan dengan persoalan yang berkait dengan kemarahan, cara pencegahan, serta metode yang efektif untuk menunjukkan kemarahan.
  5. Sedangkan problem solving merupakan ketrampilan yang dibentuk dari pelatihan membedakan langkah-langkah pemecahan masalah yang collusive, competitive dan cooperative serta penentuan metode pemecahan masalah terefektif.

Komunikasi efektif kesehatan reproduksi: studi kasus di Nepal

Hasil sebuah penelitian di Nepal menunjukkan bahwa (CHREHPA, 2004):

1. Latar belakang sosio-demografi responden tidak memberi banyak pengaruh, tetapi kemelekhurufan memberi pengaruh yang signifikan.

2. Pelatihan dasar dan penyegaran, interaksi kelompok dan mobilisasi, event-event sosial serta beragam bentuk partisipasi sosial dipandang sebagai langkah positif dalam mencapai komunikasi efektif.

3. Komunikasi kelompok, pengetahuan serta partisipasi anggota banyak menentukan keberhasilan komunikasi efektif.

Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :

1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.

Proses dan unsur-unsur komunikasi efektif

Dalam proses komunikasi untuk mendapatkan hasil yang efektif perlu diperhatikan unsur-unsur dari komunikasi, yaitu:

  • Komunikator

pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol dan mimik yang menarik simpati dan empati dari komunikannya

  • Pesan

cara penyampaian, isi pesan sesuai dg kebutuhan dan diminati oleh komunikan

  • Media

sesuai dengan pesan yg ingin disampaikan dan sesuai dg kebutuhan komunikan

  • Perhatikan gangguan-gangguan yg mungkin akan menghambat proses komunikasi
  • Komunikan

latar belakang, dll

  • Pengaruh / umpan balik

(yang diharapkan / tujuan penyampaian pesan) Keenam unsur komunikasi harus saling berhubungan dalam menyampaikan pesan agar dapat menjadi komunikasi efektif.

Label:

Pendokumentasian Rawat Jalan Poli KB

PENDOKUMENTASIAN RAWAT JALAN

POLI KB DI PUSKESMAS

Rekam Medik / Medical Record

Dalam berbagai pelayanan kebidanan, di tempat praktek, RS maupun puskesmas

Bidan membuat catatan mengenai berbagai informasi mengenai pasien dalam suatu berkas. Ini merupakan hal yang sangat penting bagi pasien, bidan, RS maupun tenaga kesehatan lainnya.

1. Definisi

Menurut IDI, Rekam medik adalah sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayananyang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan/medik kepada seorang pasien.

2. Isi Rekam Medik

Isi rekam medik merupakan catatan kesehatan dan keadaan tubuh seorang pasien termasuk identitas pasien dan data medis pasien. Secara umum, isi data rekam medis dibedakan menjadi:

a. Data medis atau data klinis yaitu segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, laporan perawat, hasil pemeriksaan lab, dll. Data – data ini bersifat rahasia sehingga tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien atau kecuali jika ada alasan lain sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang mendesak untuk dibukanya data tersebut.

b. Data Sosiologis atau data non medis yaitu segala data lain yang tidak berkaitan dengan data medis. Misalnya identitas pasien, data sosial ekonomi, dll. Menurut sebagian orang data ini bersifat rahasia Namun menurut sebaian lainnya data ini tidak bersifat rahasia.


sistem pendokumentasian dalam rawat Jalan

Yang diperlukan dalam pendokumentasian rawat Jalan ini hanya sebatas catatan atau dokumen tentang identitas pasien, Pemeriksaan fisik, diagnosis atau masalah, tindakan/pengobatan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

TEKNIK PENULISAN DOKUMENTASI PADA AKSEPTOR KB

Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu / akseptor KB merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu yang akan melaksanakan pemakaian KB atau calon akseptor KB seperti pil, suntik, implant, IUD, metode operasi pria (MOP),dll.

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada akseptor KB antara lain:

1. Mengumpulkan Data

Data yang dikumpulkan pada akseptor antara lain identitas pasien, keluhan utama tentang keinginan menjadi akseptor, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat menstruasi (pasien wanita), riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat obstetri, keadaan psikologis, pola kebiasaan sehari-hari; riwayat sosial, budaya dan ekonomi; pemeriksaan fisik dan penunjang

2. Melakukan interpretasi data dasar

interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari beberapa data yang ditemukan pada saat pengkajian ibu/akseptor KB

3. melakukan identifikasi diagnosis/masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya

beberapa hasil dari interpretasi data dasar dapat digunakan dalam mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial ibu seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil dengan antisipasi masalah potensial seperti potensial terjadinya peningkatan BB, flour aalbus meningkat, obesitas, mual dan pusing.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial pada ibu/ akseptor KB

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain berdasarkan kodisi pasien seperi kebutuhan KIE(komunikasi, informasi, dan edukasi)

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan pada ibu / akseptor K yang dilakukan sebagaimana contoh berikut : apabila ibu adalah akseptor KB pil, maka jelaskan tentang pengertian dan keuntungan KB pil anjurkan menggunakan pil secara teratur dan anjurkan periksa secara dini bila ada keluhan.

6. Melaksanakan Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan rencana asuhan kebidanan menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada akseptor KB.

7. Evaluasi

Evaluasi pada ibu / akseptor KB dapat menggunakan bentuk SOAP.

S : Data Subyektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis yang merupakan ungkapan lansung tentang keluhan atau masalah KB

O : Data obyektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelum tau selama pemakaian KB.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya tindakan segera

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosi atau laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.


Alur Pelayanan pasien di puskesmas

1. Setiap pasien pada puskesmas melalui loket rawat jalan

2. Setelah itu pasien mendapatkan karcis lalu kartu Rekam medik yang diserahkan petugas

3. Pasien mengantre sesuai dengan poli yang dituju (poli KB)

4. Pasien membayar jumlah biaya perawatan

AKI SEMAKIN TINGGI

AKI didefinisikan sebagai banyaknya kematian perempuan saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan akibat kehamilan atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab lain. Angka ini dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini biasanya dipakai untuk memperlihatkan kualitas pembangunan kesehatan masyarakat sebuah negara.

Tingginya AKI di Indonesia mencerminkan belum terpenuhinya hak-hak reproduksi wanita Indonesia. Ada dua belas hak reproduksi wanita yang disepakati dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo tahun 1994.

PENYEBAB

Problema kematian ibu hamil dan melahirkan yang angkanya masih tinggi di Indonesia, sangat kompleks. Karena itu, untuk menekan angka kematian tersebut, tidak akan berhasil bila hanya dilakukan Depkes tanpa keterlibatan pihak lain. Penyebab masalah ini ada secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung meliputi perdarahan dengan kejadian paling banyak, eklampsia (keracunan kehamilan disertai kejang), infeksi, dan aborsi. Sedangkan secara tidak langsung meliputi sosial budaya, rendahnya tingkat pendidikan maupun ekonomi, di samping kesulitan akses transportasi.

1. menginginkan aborsi di ilegalkan dengan alasan untuk menekan anngka kematian ibu Tradisi sebagian besar masyarakat Indonesia yang memandang kehamilan sebagai hal biasa dan lumrah dialami oleh setiap wanita

2. Tiga hal paling pokok yang menyebabkan tingginya kematian ibu hamil yaitu pengetahuan akan tanda-tanda di masa kehamilan sedini mungkin, menyiasati sarana transportasi, mengubah tradisi dan cara pandang masyarakat kita.

3. informasi dan pendidikan yang sangat rendah.

4. Faktor yang paling menonjol dalam hal ini adalah kebijakan pemerintah dalam membangun kesehatan masyarakat. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas masih terbatas dan tidak merata. minimnya jumlah tenaga kesehatan yang terampil dalam penanganan persalinan dan komplikasinya.

5. tiga hal keterlambatan yakni, terlambat mengambil keputusan, transportasi, dan terlambat mendapat pelayanan kesehatan.

6. Sebagian besar kasus kematian ibu karena terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua saat melahirkan, terlalu sering melahirkan, dan terlalu banyak anak


Label:

my 1st blog


waddduuuhhh... deg.. deg.. an.. bisa keliatan ga yaaa...
mudah-mudahan blog ini bisa bermanfaat bagi kamu-kamu semua yaaa...
amiieeen...
uuppsss.. jangan lupaahh login eeeaaa...